Meningkatkan performa mesin 2 langkah memang terkenal cukup simpel,
karena komponen yang digunakan pada mesin itu lebih sedikit dibanding
dapur pacu 4 stroke. “Memang ada beberapa komponen peningkat performa,
tetapi hal lain biasanya dilakukan dengan korekan dari mekaniknya,”
ungkap Tommy Bramudia dari Ngayun Speed di Jl. Panjang, Jakbar.
Dari struktur dan cara kerjanya, mesin dua langkah memang lebih irit
komponen dan langkah kerjanya pun lebih singkat dibandingkan mesin
4-Tak.
Tak heran komponennya jadi lebih irit. Tapi pada mesin dua tak ini,
beberapa peranti juga perlu diubah. Terutama pada blok mesinnya.
Misal kepala silinder, kubahnya diubah demi meningkatkan kompresi. “Bisa
dilakukan dengan cara korek,” urai Tommy. Sementara pada blok silinder,
bisa dilakukan porting dan polish, itu pun dilakukan oleh mekanik di
bengkel.
Nah ada lagi parts untuk meningkatkan performa pada bagian ini. Katup
buluh alias reed valve bisa diganti dengan bahan lebih kuat, agar
pasokan bahan bakar lebih lancar dan kompresi di ruang bakar pun lebih
baik, karena katup bisa bekerja cepat sesuai naik-turunnya piston.
“Misal pakai VForce berbahan serat karbon,” ungkap lelaki berambut
pendek itu.
Panduan Jetting Karburator Kawasaki Ninja 150
Ibarat jantung pada manusia, karburator jadi organ penting dalam mesin
motor. ‘Sakit’ sedikit, bisa pengaruhi ‘badan’ secara keseluruhan.
Begitu pun di Kawasaki Ninja 150 ini, settingan karbu, dalam hal ini
spuyer, kerap berhubungan sama komponen-komponen lain di mesin. Tentu
hasil utama yang diraih, performa yang baik.
Agar performa Ninja kesayangan tetap baik, bahkan bisa meningkat tentu
perlu penyetelan yang sesuai. Gerbangnya, tentu kebutuhan dari
penunggangnya sendiri. Akan digunakan sehari-hari, atau di ajang pacu.
Selain kondisi karburator yang tetap bersih, ada lagi yang perlu diperhatikan..
Putaran angin diperbesar seperempat putaran untuk Spuyer, diatur sesuai kebutuhan mesin satu step naik
“Penyetelan karbu ini mesti dilakukan saat sudah mengetahui
kondisi-kondisi lain di mesin, serta tujuannya,” ungkap Andri Irwan,
dari bengkel Chemonx di kawasan Assirot, Kebayoran Lama, Jakbar.
Maksudnya, penyetelan pada spuyer mesti disesuaikan sama kondisi mesin
yang ada. Apakah sudah diporting/polished, atau ubah kompresi, atau
malah masih kondisi standar. Peruntukannya pun demikian, apakah sekadar
agar enak digunakan sehari-hari atau sudah untuk kebutuhan lain.
Hal ini diamini Tommy Bramudia dari Ngayun Speed di Kelapa Dua, Jakbar.
“Tergantung kebutuhannya, apakah untuk sekadar ubahan agar jadi enak
dipakai sehari-hari ada setelannya sendiri,” ujarnya.
Seperti ketika hanya mengandalkan kondisi motor standar dengan karbu
standar, tetapi sudah mengganti knalpot. “Cukup menaikkan spuyer pilot
jet dari 22,5 jadi 25, lantas setelan anginnya disetel lagi,” tuturnya.
Setelan angin ini, misal standarnya dari kondisi tertutup lantas dibuka
1,5 putaran, menjadi satu tiga perempat putaran.
Chemonx pun menyarankan demikian, “Bisa saja jika sesuai kebutuhan mesin
dari 22,5 hingga 27,5,” katanya soal karburator standar, Mikuni 28 itu.
Memangnya gejala apa sih kalau settingan spuyer tidak pas? Tentunya
tarikan akan terasa tidak enak, seperti mesin meraung terlalu cepat,
seperti dikatakan Tommy. “Di putaran atas bisa macet, piston pun bisa
pecah!” serunya. Berbahaya, bukan?
Nah, jika mau kondisi lebih enak lagi, tentu tak lagi andalkan karbu
standar. Baik Tommy maupun Chemonx menyarankan ganti karbu ukuran lebih
besar lagi. “Misal PWM 38 dan PWK 28,” jelas Chemonx.
Untuk karbu besar ini, tentu perlu perlakuan berbeda pada mesinnya. “Tak
sekadar porting polished, tetapi sudah mengubah intake manifold, serta
coakan pada lubang masuknya, lubang transfer pun sudah pasti
diperhalus,” katanya.
Maklum suplai bahan bakar yang melimpah akan mubazir jika terhambat pada
jalur-jalur bahan bakar itu. Jadi, settingan pada karbu yang dilego Rp
2,5 jutaan itu pun disesuaikan pula dengan kondisi mesinnya. “Umumnya
pakai pilot jet 52 hingga 55 dengan main jet 168,” lanjutnya.
Sementara, jika ingin karakter di bawahnya, seperti biasa disebut korek
harian, dengan mengandalkan knalpot racing, porting polished serta
penghalusan lubang transfer, bisa pakai karbu PWK 28.
“Karbu PWK 28 ini banyak dipakai pengguna Ninja 150 RR,” ujar Chemonx.
Sebab, menurutnya skep karbu RR itu tidak krom, sehingga penyakitnya
karbu seret. Jadi, sekalian dapat performa lebih baik, karbu standar
Mikuni 28 itu ditukar PWK 28 yang berharga Rp 1,75 jutaan.
Settingan spuyernya pilot jet mulai 48 hingga 50 sementara main jet tak
kerap diubah, tetap 152. “Settingan ini pun tentu sangat berhubungan
sama kondisi lainnya,” ujarnya kemudian. Jadi bisa dilihat dari derajat
pengapian juga, kondisi busi dan lainnya. Jika terasa kurang pas, bisa
saja pengapian dimajukan lagi.
Intinya, penyetelan spuyer ini sungguh bergantung pada kebutuhan dan
kondisi mesin. “Malah mesin sama-sama standar pun bisa jadi setelannya
berbeda, tergantung ‘permintaan’ mesin,” ulas Tommy. Hal serupa
dikatakan Andri Irwan alias Chemonx.